Sudah Ada Bahasa Indonesia Tapi Aku Tetap Mumet Mainnya, Football Manager 2026

Table of Contents

Kali ini aku tidak akan menilai apakah sebuah game itu bagus atau tidak. Karena mau bagaimanapun game yang akan kuomongin, yang pastinya kita sudah bisa membacanya lewat judul. Adalah game manajer sepak bola yang menurutku terbaik, karena saking detailnya konten yang diberikan oleh si developer.

Dulu aku ingat waktu masih jaman-jamannya main manajer sepak bola offline di android. Kalau tidak salah nama game-gamenya itu True Football versi 1, versi 2, dan versi 3. Aku ingat sekali, aku sangat teracuni mirip seperti saat awal-awalnya aku main GTA. Maksudku nih, aku kan sejak kecil sudah akrab dengan rentalan PS2. Rentalan PS dimana jika ada orang dewasa yang ikut main, mereka pasti main game sepak bola PES.

Nah di PES sebenarnya ada tuh fitur mengatur strategi, menempatkan pemain, dan sebagainya. Namun karena terasa membosankan, diantara kami mulai ada kepercayaan seperti bahwa siapapun yang mampu mengutak-atik strateginya lama. Maksudnya yang nggak seperti kami yang selalu pakai setelan deflaut aja dan langsung gas. Maka mereka kami pastikan sebagai pemain jago yang paham sepak bola.

Hingga beberapa waktu setelahnya, aku masih mempercayai bahwa menjadi manajer sepak bola itu ya cuman begitu. Palingan yang berbeda, adalah bagian dimana manajer di dunia nyata bisa membuat keputusan yang mempengaruhi klub, untuk beli suatu pemain. Selebihnya aku menganggap tidak ada bedanya. Jadinya bagiku peran manajer ya ngatur strategi apakah itu 4-4-2, 4-3-3, atau 4-3-2-1 dan lainnya. Terus menempatkan pemain ke posisinya. Mengatur siapa yang mengambil penalti, tendangan sudut, dan sejenisnya.

Namun saat tiba dimana aku mengenal game manajer sepak bola pertamaku, yaitu True Football. Aku mulai memahami sesuatu bahwa manajer sepak bola, tugasnya tidak sesimpel apa yang telah ditunjukkan PES. Manajer sepak bola selain ngurus strategi, mereka juga harus berhadapan dengan fans, media, pemain yang moodnya gampang berubah, dan banyak hal lainnya. Kemudian dari pengalamanku main bola dengan konsep yang berbeda tersebut, akhirnya membuatku merasa…

“Kok bisa game mantengin tulisan dan ikon aja sejak tadi bisa seasik ini. Mana ukurannya lumayan kecil, lagi.”

Selain itu aku juga mulai mendapatkan sensasi main game yang berbeda dari biasanya. Kan karena sebelumnya aku hanya tahu kalau game bola itu, pasti identik dengan model permainan bola macam PES atau Fifa. Setelah aku sudah bisa menjadi manajer klub, atau negara yang membebaskanku untuk meracik strategi apapun yang kumau. Aku merasa seperti punya ikatan dan tanggung jawab tersendiri. Padahal terkadang tim yang kulatih itu tim antah berantah. Tapi berhubung aku harus memberi semangat pemain, menanggapi fans dan media, merotasi pemain sehingga pemain protes. Rasanya aku benar-benar seperti ada disana, dan menjadi bagian dari klub.

Luar biasa, definisi dari game untuk introvert itu harusnya yang kayak-kayak gini nih. Bisa buat ketagihan hingga ke fase membuat orang. Berasa ada didalam gamenya bersama para NPC.

Berbicara lebih lanjut soal gameplay nya. Kan biasanya dalam game bola pada umumnya macam PES dan Fifa, kita akan mengontrol 11 pemain. Di game manajer sepakbola, kita benar-benar menyerahkan kontrol itu ke komputer sepenuhnya.

Kalau kontrol penuh pemain diserahkan ke komputer, kita ngapain?

Kita disini akan meracik strategi di belakangnya. Semacam kalau di PES atau Fifa waktu sebelum kick off, atau saat selesai babak pertama. Jadi konsepnya di game manajer bola pertamaku itu, aku tidak disuguhi gambar 22 orang main bola di lapangan. Tapi aku hanya akan melihat gelembung percakapan yang berisi ocehan komentator terkait jalannya pertandingan, dan bar tenaga yang dimiliki pemain kita dan lawan. Oh iya waktunya juga ada 2x45 menit versi gamenya untuk membedakan babak 1 dan 2. Termasuk skor untuk tim kita dan lawan.

Kalau diceritakan seperti ini saja, aku yakin pasti orang yang belum pernah main gamenya. Atau setidaknya sudah main tapi memang tidak suka. Pasti menganggap game ini membosankan karena tidak ada gambar 3d bergerak. Namun bagiku dan teman-teman yang suka bola, konsep permainan bola yang semacam ini. Masih sangat menyenangkan karena jujur sensasi menyenangkannya, bukan karena melihat gambar 3d pemainnya yang bergerak secara realistis. Tapi lebih ke bagaimana racikan strategi kita bisa membuat komentator berteriak kagum, dan tentu saja membuat papan skor berubah jadi unggul untuk tim kita.

Lanjut ke level berikutnya, pada suatu saat aku mulai diperkenalkan oleh seorang teman dengan game Top Eleven. Game ini masih mengusung konsep yang sama dengan True Footbal, yaitu manajer sepak bola. Tapi bedanya gamenya sekarang online dan tidak melawan bot lagi. Aku sekarang harus melawan sesama pemain online lain di seluruh dunia.

Bagiku secara pribadi game Top Eleven ini adalah loncatan luar biasa dari game sebelumnya pada waktu itu. Aku berkata demikian bukan sekedar karena gamenya online. Namun yang membuatnya lebih luar biasa, aku sebagai player diperkenalkan dengan lebih dalam mengenai dunia manajerial sepak bola. Di game Top Eleven faktanya aku bukan hanya bermain sebagai manajer. Tapi aku ceritanya memiliki sebuah klub, dan aku harus bertanggung jawab untuk semua hal yang dibutuhkan klub tersebut. Mulai dari memperbesar stadion, sponsor, merchandise klub, hingga hal-hal diluar strategi inti permainan sepak bola lainnya.

Walau memang konsep membuat klubku sendiri ini agak kurang kusukai. Aku tetap merasakan sensasi luar biasa sama seperti sebelumnya dan bahkan lebih. Karena selain aku bukan sekedar manajer yang dikontrak klub. Aku mulai merasakan betapa sengitnya persaingan nyata dalam game di bidang apapun.

Hingga akhirnya di titik dimana aku sudah cukup lama memainkan game Top Eleven. Aku mulai merasa kalau mungkin saja ada game manajer sepak bola yang lebih hebat dari Top Eleven. Lagi-lagi aku tidak sedang membahas fitur onlinenya yang kemudian berlanjut ke sistem pembayaran lanjutan dalam game. Tapi aku sedang membicarakan konten manajerial didalamnya. Pasti ada game sejenis diluar sana yang lebih detail, lebih ciamik, dan lebih membuatku masuk ke dalam game itu. Dibandingkan True Football ataupun Top Eleven.

Alasan kenapa aku berpendapat pasti ada game manajer bola yang lebih dari Top Eleven. Itu karena selama ini aku hanya bermain game manajer bola di Android atau IOS. Aku tahu ada game yang lebih kompleks dibanding game moba Mobile Legends, yaitu game PC Dota dan LoL. Kemudian aku pun tahu kalau Sim city buldit itu masih belum ada apa-apanya dibandingkan seri Anno atau Frostpunk. Dan yang paling membuatku yakin adalah, dibandingkan PES atau Fifa di Android. PES dan Fifa di konsol ataupun PC jauh lebih keren.

Dari data ini aku sangat yakin bahwa game manajer sepak bola di konsol-konsol atau PC. Pasti juga punya masterpiecenya mereka sendiri, yang jauh lebih detail dibandingkan game manajer bola di Android. Dan sesuai judulnya, game itu bernama Football Manager. Yang disaat ketikan ini dibuat, sudah keluar edisi tahun 2026.

Game ini sebenarnya sudah tersedia di android bahkan sejak sebelum tahun 2025. Namun berhubung aku baru tahunya di bulan desember sekarang. Dimana gamenya sudah edisi 2026 saja, jadi kenapa aku tidak coba langsung yang versi terbaru alih-alih versi lama.

Tapi… tapi… ternyata…

Sesuai judulnya, ternyata aku langsung mumet saat mulai memainkan game ini. Dulu aku sangat ingin ada game android yang detailnya kayak Football Manager. Tapi sekalinya ada, aku langsung pusing dan bingung mau ngapain.

Ngomong-ngomong aku baru coba versi androidnya yang kata orang-orang merupakan versi lite dari FM 26 di PC. Namun ya itu, aku sudah pusing banget saat diawal permainan. Dan yang lebih menampakkan skill isue yang kumiliki adalah. Aku sudah main game FM 26 dalam bahasa indonesia, dan aku masih tetap saja pusing. Padahal di Top Eleven yang lawannya orang asli, aku lumayan bisa lho mainnya. Tapi disini yang masih lawan bot, aku sudah seperti orang bodoh yang baru saja diturunkan di tengah padang pasir. Ngah-ngoh bingung nggak tahu mau ngapain.

Nah karena merasa sudah terlalu bingung mengutak-atiknya secara otodidak. Aku akhirnya memtuskan untuk diskusi dengan Gemini AI soal ini. Harapannya sih aku hanya ingin diberitahu lebih jelas terkait mekanisme game. Misalnya saat aku mengklik nama seorang pemain yang posisinya kiper. Disana aku akan disuguhi status atribut lengkap dari kiper tersebut beserta skornya. Macam penguasaan kiper tersebut skornya berapa, Tendangan skornya berapa, reflek, lemparan, kelincahan, dan hal-hal semacam itulah. Yang membuatku bingung itu sebenarnya bukan di bagian apa sih maksudnya skor-skornya ini. Atau aku bingung kenapa ada atribut pemain yang diberi penekanan khusus, dengan cara membedakan warna kolomnya.

Soalnya hal-hal semacam itu aku sudah paham berkat memainkan game-game sebelumnya. Yang membuatku bingung sebenarnya adalah hal simpel, seperti berapa skor maksimal dari atribut-atribut barusan.

Pertanyaannya kenapa hal sesimpel ini sangat penting untukku sehingga membuatku bingung dalam mengambil keputusan?

Bro… di game Top Eleven yang sebelumnya kumainkan. Kolom-kolom atribut ini juga ada dan penataan serta beberapa atribut yang diberi penekanan juga sama adanya. Masalahnya di Top Eleven, skor atributnya lebih mudah dipahami karena menggunakan angka presentase. Jadinya orang sepertiku saat melihat atribut pemain di Top Eleven. Langsung ngeh, kalau misalnya skor atribut suatu pemain berapa persen.

Di game ini skor atributnya bukan dalam presentase, tapi angka biasa. Angka biasanya juga kecil jika dibandingkan game sebelumnya. Bayangkan kamu terbiasa main game dengan model presentase, yang anggap saja skor atributnya sudah dibawah 40%. Kamu sudah membuang pemain itu karena kamu anggap sudah jelek. Lalu kamu coba main game manajer bola lainnya di sebuah klub, tiba-tiba skor atributnya 7, 12, 10, dan angka-angka lainnya yang tidak lebih dari 20. Kan bingung jadi mau ngapain karena merasa kok bisa pemainnya bapuk semua.

Dan yang bikin tambah bingung lagi. Aku kan pemula banget dalam game ini. Aku benarbenar baru main dan tahu game FM 26 di Desember tahun ini 2025. Jadinya saat mulai main, dimana nantinya sebelum jadi manajer. Aku yang disuruh untuk menuliskan nama untuk avatarku, asal negara, dan tentu saja yang paling penting adalah statusku sekarang sebagai seorang manajer. Memberikan data jujur untuk avatarku, yaitu pelatih baru yang anggap saja baru mendapat sertifikasi pelatih, belum punya pengalaman, dan statusnya sekarang masih pengangguran dan mencari kerja. Harusnya mengetahui hal ini, aku mungkin akan menghadapi mode permainan yang mudah. Serta lawan botnya jadi bodoh semualah macam main game mode very easy.

Dan tahu apa yang terjadi. Ternyata alih-alih aku main mode sangat mudah seperti yang ada didalam pikiranku. Ternyata mode permainan yang kupilih adalah hardcore mode. Ini ibarat aku baru main game yang benar-benar belum kuketahui sebelumnya. Dan aku langsung pilih mode very expert, sangat diluar nalar.

Bahkan Gemini menyebutku pemula yang masokis karena memilih mode ini, padahal niatku bukan begitu. Aku Cuma ingin belajar lebih lebih banyak, bukan untuk hidup seperti Larry

Namun yah walau bisa ulang dari awal untuk merubah status manajerku. Dikarenakan aku masih kurang sreg dengan saran Gemini. Yaitu buat status manajer berpengalaman supaya segera dapat tim besar dan mudah diawal, padahal sebagai player aku masih pemula. Maka aku memilih menjalaninya saja dengan tim pertamaku saat ini. Yaitu tim bapuk bernama Alfreton yang budget tranfernya seupil.

Untuk sekarang aku tidak akan mengandalkan Gemini selain jadi pengganti Google. Dimana nantinya sebelum pertandingan melawan musuh, aku akan pelajari dulu strategi musuhnya secara manual. Seperti cari informasi lengkap mengenai formasi yang digunakan musuh dan sejenisnya. Terakhir aku harap semoga aku tidak sampai dipecat karena terlampau bodoh. Tapi berhubung aku sudah terlanjur main mode hardcore padahal aku masih pemula, dipecat oleh tim ini pun rasanya tidak masalah.

Posting Komentar